Jumat, 25 September 2015

T01B MODUL-MODUL ERP

Modul-modul ERP : Secara modular, ERP terdiri atas tiga modular utama yaitu : modul operasi , modul akunting dan finansial serta modul sumber daya manusia. Berikut ini penjelasan dari setiap modulnya :

1. Modul Operasi, terdiri atas :
a. General Logistik, adalah proses aliran pendistribusian yang efisien dalam pemnyimpanan barang dari titik asal / titik prosuksi ke titik konsumsi. Modul ini juga terintegrsi dengan modul lainnya,misalnya production & planning, enterprise controlling, dll.
b. Sales and Distribution, merupakan ujung tombak dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sales lebih menitikberatkan pada pencarian pasar dan produk. Sedangkan distribution difokuskan pada penggunaan strategi yang sensitif terhadap perubahan yang terjadi di pasar.
c. Material and Management, merupakan modul yang bertujuan untuk mengoptimasi semua proses yang terkait dengan perencanaan, pengadaan, pembelian, sampai penyimpanan material.
d.  Quality Manajemen, merupakan modul yang bertujuan membantu mencek kualitas proses-proses dikeseluruhan rantai logistik.

2. Financial Accounting Module, merupakan inti/core atau dasar dari kebanyakan sistem software ERP. Karena Modul Finasial ini mampu untuk mengumpulkan data keuangan dari berbagai departemen fungsional, dan mampu untuk menghasilkan laporan keuangan yang sangat berharga . Beberapa fungsi financial accounting module :
a. Menghandle semua account yang berhubungan dengan masukan atau entri dan menghandel dampak dari entri tersebut terhadap system secara keseluruhan.
b. Mencatat semua proses keuangan yang masuk dan juga mencatat semua bagaimana keuangan tersebut digunakan.
Dengan adanya Modul ini, maka para pemilik perusahaan akan diberikan gambaran mengenai posisi keuangan meraka dan akan sangat membantu mereka dalam mengambil keputusan yang sifatnya sangat strategis. Dengan adanya software finasial ini pula, manajemen dapat mengetahui kondisi finansial perusahaan mereka kapan saja dan dimana saja.
Modul Financial Accounting,terdiri atas beberapa submodul sebagai berikut :
  1. General Accounting adalah sebuah modul yang ditujukan untuk menyediakan pengukuran berkelanjutan terhadap keuntungan perusahaan. dan juga modul ini digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan berdasarkan pada data transaksi internal maupun eksternal.
  2. CO-Controlling berfungsi dalam Cavital Invesment , aktivitas keuangan perusahaan, pendanaan terhadap pembelian, pengadaan, penggunaan dana untuk setiap area dan pengendalian terhadap biaya serta profit yang berdasarkan semua aktivitas perusahaan.
  3. Invesment Management adalah modul yang digunakan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixxed assets dari perusahaan dan membantu menajemen dalam membuat keputusan.
  4. Enterprise Controlling berfungsi dalam memberikan akses bagi enterprise controoller mengenai hal-hal seperti; kondisi keuangan perusahaan, hasil dari perencanaan pengendalian perusahaan, investasi, maintenance aset perusahaan, dll.
  5. Treasury , modul ini berfungsi untuk mengintegrasikan atara cash management dan cast forecasting dengan aktivitas logistic dan transaksi keuangan.

3. Human Resources Module : Merupakan perluasan dari ERP module. HR modul memetakan secara tegas tentang managerial sumber daya manusia dan juga meletakkan tenaga kerja itu sebagai asset atau capital. HR modul secara rutin akan memaintain secara lengkap database kepegawaian termasuk diantaranya informasi informasi mengenai detail penggajian, data krhadiran pegawai, data evaluasi performance karyawan, dan data promosi karyawan. Pada dasarnya Modul ERP ini memiliki sebuah software khusus yang mengintegrasikan semua informasi dari berbagai macam aplikasi yang disatukan kedalam sebuah database.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.intisolusindojaya.com/blog/bisnis/51-modul-modul-erp-enterprise-resource-planning. Diakses 25 September 2015.

T01B KENDALA DALAM PENERAPAN ERP


  1. Strategi Operasional tidak mendorong perencanaan dan pengembangan bisnis proses.                     Kegagalan Implementasi ERP yang pertama adalah stratefi operasi tidak mendorong perencanaan dan                   pengembangan bisnsi ProsesDengan menerapkan ERP, maka perusahaan harus memilih antara merubah bisnis proses yang dimilikinya untuk menyesuaikan dengan sistem ERP atau sebaliknya. Agar dapat memilih, perusahaan yang akan mengimplementasikan ERP tentunya harus sudah mempunyai bisnis proses sehingga dapat membandingkan dengan bisnis proses dari sistem ERP. Dari perbandingan tersebut, jika bisnis proses yang  dimiliki perusahaan sudah matang maka tidak banyak perubahan yang dilakukan. Padahal dengan  kemajuan teknologi saat ini sangat mungkin mengimplementasikan sebuah ERP Sistem yang berpondasikan kepada proses bisnis perusahaan. Ada banyak sekali line bisnis unik terutama yang ada di Indonesia, umumnya   bisnis tersebut khawatir saat mengimplementasikan ERP. Bahwa program ERP yang ada tidak dapat mengcover     keseluruhan proses pekerjaan mereka ataupun dengan implementasi erp maka mereka harus mengubah pola kerja     mereka secara drastic dan mengganggu keseimbangan sistem yang mereka rasakan saat ini.
  2. Waktu Implementasi lebih lama dari yang diharapkan.
Implementasi ERP umumnya berlangsung lama, ada hal hal yang menghambat sebuah ERP untuk menjadi molor dari tahapan Go Live seharusnya.  Ada berbagai macam kendala yang biasa terjadi masih adanya perubahan di tingkat bisnis proses yang akan berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada. Umumnya perubahan bisnis proses lah yang membuat implementasi ERP menjadi terlambat dan delay hingga berminggu minggu atau berbulan bulan dari jadwal yang seharusnya hal tersebut merupakan kegagalan implementasi ERP yang kedua. Selain itu factor data updatejuga mempengaruhi waktu implementasi. Sebuah sistem ERP merupakan sistem yang integrated, artinya setiap bagian bergantu terhadap bagian lain untuk melakukan pekerjaan jika ada satu bagian yang terputus dalam melakukan update data maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap data yang ditransfer ke bagian lain, imbasnya adalah laporan yang menjadi tolak ukur sebuah keberhasilan ERP menjadi tertunda atau salah.

3. Aktivitas Pra-elementasi tidak berjalan dengan baik.
Sebelum implementasi berlangsung maka diperlukan berbagai macam persiapan yang harus dilakukan dengan baik dan matang diantaranya adalah (jumlah user yang menggunakan sistem (melakukan entry data) dan juga tugas, kewajiban dan wewenang dari user tersebut. Infrastruktur yang diperlukan dalam hal implementasi, saldo awal master data untuk kepentingan go live. Hal tersebut merupakan hal hal pokok yang wajib dilakukan oleh perusahaan jika ingin implementasi erpnya berjalan dengan baik. Tanpa adanya hal hal tersebut maka dijamin impelementasinya akan terhambat dan molor dari schedule yang selanjutnya. hal ini menjadi kegagalan implementasi ERP yang ketiga.

4. User tidak dipersiapkan dengan baik untuk menerima dan mengoperasikan sistem baru
kendala Implementasi ERP yang terakhir ada pada training user, Sebelum go live sistem ERP, umumnya setiap user yang bersinggungan langsung dengan program akan di training untuk bisa menerima dan mengoperasikan sistem baru.  Oleh karena itu setiap user yang menerima dan mengoperasikan harus melewati masa training. Ada kalanya pada masa training user yang bersangkutan tidak ikut namun saat sistem berjalan tiba tiba ada user yang langsung diberi kewajiban mengoperasikan padahal sebelumnya tidak training hal ini akan berimbas kepada lambatnya data update dan molornya jadwal implementasi.

Contoh :
Pada tahun 200, produsen makanan raksasa yang berpusat di Switzerland, Nestle SA, menandatangani kontrak SAP untuk suatu sistem ERP senilai $200 juta ini, Nestle masih perlu menambahkan $80 juta untuk jasa konsultasi dan pemeliharaan. Jumlah ini merupakan tambahan terhadap $500 juta yang dialokasikan untuk perangkat keras dan peranti lunak sebagai bagian dari proses pemeriksaan data pusat. Jeri Dunn, CIO di Nestle Amerika Serikat, mengatakan pernerapan yang sukses bergantung pada perubahan proses bisnis dan perolehan komitmen  yang universal. Hanya dengan cara inilah, kemudian sebuah organisasi dapat berfokus pada pemasangan ERP ini. Dengan banyaknya divisi otonom dan 200 perusahaan serta cabang di 80 negara, tantangan untuk mengubah proses dan memperoleh komitmen menjadi sangat besar.
Proses standarisasi sulit, penuh dengan kesalahan dan jalan buntu. Nestle memiliki 28 titik pemesanan pelanggan, sistem pembelian majemuk, dan tidak memiliki gambaran tentang banyaknya produk yang telah diproduksi oleh vendor tertentu; setiap pabrik melakukan pembelian sendiri dengan spesipfikasinya masing-masing. Nestle AS membayar vanila dengan 29 harga yang berbeda-beda dari satu vendor yang sama.
Basis data dan proses bisnis umum yang baru dibuat mendorong adanya data yang konsisten dan peramalan permintaan yang lebih dapat dipercaya bagi banyak produsen nestle. Sekarang, peramalan Nestle dilakukan hingga ke pusat distribusi. Peramalan yang telah diperbaiki ini membuat perusahaan dapat mengurangi persediaan dan pengeluaran transportasi yang terjadi ketika ada terlalu banyak produk yang dikirim ke satu tempat, sementara ditempat lain kekurangan. Peningkatan rantai pasoknya dapat menghemat Nestle senilai $325 juta.
Proyek ERP dikenal sangat menyita waktu dan menghabiskan banyak uang; pada kasus nestle sekalipun, hal ini demikian. Namun setelah hampir 3 tahun, modul terakhir dari sistem nestle dipasang dan Nestle siap menyatakan instalasi ini berhasil.

DFTAR PUSTAKA

  1.  Heizer, Jay dan Render, Barry. 2010. Manjemen Operasi Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat.
  2. Software ERP Indonesia. http://software-erp-indonesia.com/index.php/2015/09/14/kendala-dan-penyebab-kegagalan-implementasi-erp/#more-66. Diakses 25 September 2015.

T01B MRP dan ERP pada BIDANG JASA

MRP pada bidang Jasa

MRP sangat membantu dalam sektor jasa yaitu membutuhkan pohon struktur produk, daftar bahan, dan tenaga kerja, serta penjadwalan. Berikut contoh MRP pada sektor jasa :

Rumah sakit
diterapkan terutama ketika berurusan dengan operasi yang memerlukan peralatan, bahan, dan pasokan . Houston's Park Plaza Hospital dan banyak pemasok rumah sakit lainya, sebagai contoh, menggunakan teknik ini untuk meningkatkan penjadwalan dan manajemen persediaan pembedahan yang mahal

Hotel
Marriot mengembangkan sebuah daftar bahan (BOM) dan daftar tenaga kerja ketika merenovasi setiap kamar hotelnya. Manajer marriott memperbanyak BOM untuk mengitung kebutuhan bahan, furnitur, dan dekorasi. Kemudian, MRP menyediakan kebutuhan netonya dan sebuah jadwal untuk digunakan dengan pembelian dan kontraktor

ERP  pada Bidang Jasa

Sebagai Contoh, Sistem Springer-Miller telah menciptakan sebuah paket ERP bagi pasar hotel dengan peranti lunak yang menangani semua fungsi Front Office dan back Office. Sistem ini mengintegrasikan tugas tugas seperti, menyimpan catatan tamu yang datang, pemesanan tempat untuk makan malam dan kamar, menjadwalkan waktu permainan golf, serta mengelola beberapa gedung hotel dalam sebuah rantai usaha. PeopleSoft/Oracle menggabungkan ERP dengan manajemen rantai pasokan untuk mengkoordinasikan penyiapan makanan bagi perusahaan penerbangan. Dalam industri toko bahan makanan, sistem rantai pasokan ini dikenal sebagai sistem respons konsumen yang efisien. Seperti halnya dimanufaktur, sistem ini menggabungkan penjualan dengan pembelian, persediaan, logistik, dan produksi.

Terdapat Banyak Paket peranti lunak MRP komersial untuk perusahaan dengan berbagai ukuran. Peranti lunak MRP untuk perusahaan berukuran sedang atau kecil termasuk User Solutions, Inc., dan Maxx. Peranti lunak untuk sistem yang lebih besar yaitu dari SAP, CMS, BEA, Oracle, i2 Technologies, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2010. Manajemen Operasi Jilid 2. Jakarta : Salemba Empat.

T01C MRP (Material Requirement Planning)

MRP merupakan cikal bakal munculnya ERP. Kemajuan dalam sistem MRP II yang telah mengikat para pelanggan dan para pemasok dengan MRP II telah mendorong pengembangan sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP).

MRP (material Resource Planning) adalah suatu metode untuk apa, kapan dan berapa jumlah komponen dan Material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari suatu perencanaan produksi. Dari input data ke dalam sistem MRP akan didapat beberapa informasi sebagai berikut :

  • Kebutuhan komponen/material pada periode-periode dalam jangka waktu tertentu (Gross Requirement).
  • Komponen/material yang harus disediakan pada awal produksi (Overdue).
  • Status persediaan komponen/material padaakhir suatu periode (Projected On Hand ).
  • Jumlah komponen/material yang harus disediakanpada  awal  suatu periode (Planned Order).

Pada metode MRP terdapat beberapa hal yang mendasar, yaitu:
  • Permintaan material bersifat tergantung (dependent).
  • Filosofi pemesanan sesuai permintaan.
  • Ramalan/perkiraan berdasarkan Master Pro-uction Schedule .

    • Investasi persediaan dapat ditekan serendah mungkin.
    • Perencanaan dapat dilakukan secara detail dan dapat berubah sesuai keadaan.
    • Penyediaan data untuk masa mendatang dengan basis tiap item.
    • Pengontrolan persediaan dapat dilakukan setiap saat.
    • Jumlah pemesanan berdasarkan kebutuhan.
    • Fokus pada waktu kebutuhan material .
  • Konsep pengawasan meliputi semua item.
  • Lot sizing bersifat beragam.
  • Memenuhi kebutuhan produksi.
  • Tipe persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi.

Sebagai alat perencana dan pengontrol yang merupakan metode efektif dalam manajemen persediaan,MRP memberikan beberapa keuntungan, yaitu :

  • Investasi persediaan dapat ditekan serendah mungkin.
  • Perencanaan dapat dilakukan secara detail dan dapat berubah sesuai keadaan.
  • Penyediaan data untuk masa mendatang dengan basis tiap item.
  • Pengontrolan persediaan dapat dilakukan setiap saat.
  • Jumlah pemesanan berdasarkan kebutuhan.
  • Fokus pada waktu kebutuhan material .

Sekali perusahaan menggunakan MRP, data persediaan dapat ditambahkan dengan jam kerja, biaya bahan (bukan jumlah bahan), biaya modal, atau sumber daya apapun. Hal demikian dikenal dengan MRP II. Menggantikan kata requirement menjadi resource (Msterial Resource Planning).

Selain Komponen tradisional MRP, sistem ERP umumnya menyajikan informasi manajemen keangan dan sumber daya manusia, peranti lunak manajemen Rantai Pasok (SCM), dan peranti lunak manajemen hubungan pelanggan (Customer Relationship Management _CRM).

DAFTAR PUSTAKA
  1.  Fachri, Ronny. 2012.  Sejarah ERP. http://ilovegunadarma.blogspot.co.id/2012/04/sejarah-erp.html. Diakses 25 September 2015.
  2. Heizer, Jay dan Render, Barry. 2010. Manajemen Operasi jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.

T01C SEJARAH PERKEMBANGAN ERP

ERP merupakan perkembangan dari Manufacturing Resource Planning yang juga merupakan jasil dari Evolusi Material Resource Planning (MRP).
Sistem ERP biasanya menangani Proses :
  • Manufaktur.
  • Logistik, 
  • Distribusi, 
  • Persediaan (inventory), 
  • Pengapalan, invoice
  • dan Akuntansi perusahaan.

Berdasarkan hal-hal yang ditangani tersebut diatas, maka ERP ini juga akan membantu untuk mengontrol proses proses 
  • penjualan,
  •  pengiriman, 
  • produksi, 
  • manajemen persediaan, 
  • manajemen kualitas, dan 
  • sumber daya manusia. 
Dalam perkembangan ERP tidak terlepas dari perkembangan rekayasa pabrikasi (manufacturing) itu sendiri. Kebutuhan akan informasi dari proses pabrikasi juga semakin banyak yang akan berguna bagi setiap pelaku dari pabrikasi baik pelaksanaan maupun pengambil keputusan. Perkembangan ERP melalui tahapan yang sangat lama dengan mengembangkan dari sistem yang telah lahir sebelumnya.
  1. Tahap I : Material Requirement Planning (MRP), merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material
  2. Tahap II: Close-Loop MRP, merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri atas alat bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau diganti jika diperlukan
  3. Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II), merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi analisis dari kebutuhan yang diperlukan
  4. Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP), merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah
  5. Tahap V: Extended ERP (ERP II) Merupakan perkembangan dari ERP
Tahun 1970-an merupakan konsep awal dari ERP dengan adanya MRP (Material Requirements Planning), sistem ini meliputi perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material perusahaan. Tahun 1980-an MRP berkembang menjadi MRP II (Manufacturing Resource Planning), yang memperkenalkan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material (MRP) dan kebutuhan sumber daya untuk proses produksi. Tahun 1990-an perkembangan ERP mulai pesat, awal dari perkembangan ERP dumulai Tahun 1972 dengan dipelopori oleh 5 karyawan IBM di Mannheim Jerman yang menciptakan SAP yang berfungsi untuk menyatukan solusi bisnis. Pada dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada MRP II, sehingga lebih memudahkan bagi para pengambil keputusan menentukan keputusan-keputusannya.

Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri. Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan.


1.Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20% tingkat                  penjualannya di tengah industri yang sedang menurun. Wakil presiden bidang penjualan            menjelaskan, "Kita berhasil menangkap bisnis dari saingan-saingan kita. Berkat ERP, kini        kita dapat mengirim lebih cepat dari mereka dan tepat waktu".
2.Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam mencapai        penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan daya saing yang              signifikan. Wakil presiden bidang logistik menyatakan, "ERP menyediakan kunci untuk              menjadi perusahaan global. Keputusan dapat diambil dengan data yang akurat dan dengan      proses yang menghubungkan demand dan supply di berbagai belahan dunia. Perubahan ini      bernilai miliaran bagi kami dalam penjualan di seluruh dunia”.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Fchri, Ronny. 13 April 2012. Sejarah                                                                   ERP. http://ilovegunadarma.blogspot.co.id/2012/04/sejarah-erp.html. Diakses 25 September 2015.
  2.  Sudrajat, Wahyu. 5 Juni 2012. Sejarah Singkat      ERP. http://punyawahyu.blogspot.co.id/2009/09/sejarah-singkat-enterprise-  resource.html. Diakses 25 September 2015.

T01C TENTANG ERP

Berikut adalah pengertian ERP yang dikutip dari berbagai sumber

             Enterprise Resource Planning (ERP) atau Perencanaan sumber daya perusahaan adalah sistem terpadu berbasis komputer yang digunakan untuk mengelola sumber daya internal dan eksternal berwujud termasuk aset, sumber daya keuangan, bahan, dan sumber daya manusia. Ini merupakan arsitektur perangkat lunak yang bertujuan untuk memfasilitasi aliran informasi antara semua fungsi bisnis dalam batas-batas organisasi dan mengelola hubungan dengan para stakeholder di luar. Dibangun di atas sentralisasi database dan biasanya menggunakan platform komputasi yang umum, sistem ERP mengkonsolidasi semua operasi bisnis menjadi perusahaan seragam dan lingkungan sistem yang luas.
           Sistem ERP dapat berada pada server terpusat atau didistribusikan di seluruh modular unit perangkat keras dan perangkat lunak yang menyediakan “pelayanan” dan berkomunikasi pada jaringan area lokal. Desain terdistribusi memungkinkan sebuah bisnis untuk mengumpulkan modul-modul dari vendor yang berbeda tanpa memerlukan penempatan beberapa salinan yang kompleks, sistem komputer mahal di daerah-daerah yang tidak akan menggunakan kapasitas penuh.
           ERP untuk membuat sebuah hubungan antar muka (sistem komputer) yang memungkikan pengaksesan file pada basis data tersebut. SAP, sebuah vendor ERP besar, telah mengembangkan sekitar seribu antar muka pemrograman aplikasi bisnis untuk mengakses basis datanya. Vendor ERP yang lain telah merancang sistem untuk memudahkan integrasi dengan peranti lunak pihak ketiga. Permintaan antar muka bagi sistem ERP sangat besar sehingga sebuah industri peranti lunak tersendiri telah dikembangkan untuk dapat menulis antarmuka tersebut. Kategori program yang baru ini dikenal sebagai middleware atau peranti lunak integrasi aplikasi perusahaan (enterprise application integration - EAI). Antar muka semacam ini memungkinkan perluasan sistem ERP sehingga sistem ini dapat diintegrasikan dengan sistem lain, seperti manajemen pergudangan, pertukaran logistik, katalog elektronik, manajemen mutu, dan manajemen siklus hidup produk. Integrasi dengan sistem lain, termasuk melimpahnya pasokan penawaran peranti lunak pihak ketiga yang sangat potensial ini, membuat ERP sangat menggiurkan.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ERP


Kelebihan
1. Menyediakan integrasi antara proses rantai pasokan, produksi, dan administrasi
2. Menciptakan basis data yang umum dan sama
3. Dapat melakukan perbaikan, rekayasa, "proses-proses yang terbaik"
4. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara berbagai unit dan alokasi bisnis
5. Memiliki sebuah basis data peranti lunak dengan pengodean yang dapat diperoleh dengan mudah, tanpa               pemesanan khusus
6. Dapat memberikan suatu keuntungan strategis dibandingkan dengan pesaing
    kekurangan
1. sangat mahal untuk dibeli, bahkan lebih mahal lagi untuk melakukan kustomisasi
2. Penerapan mungkin mengharuskan dilakukanya perombakan besar pada perusahaan dan proses-proses yang       dimilikinya
3. Sangat rumit dan banyak perusahaan tidak dapat menyesuaikan diri
4. melibatkan proses berkelanjutan jika ingin diterapkan, yang mungkin tidak akan pernah berhenti
5. keahlian dengan ERP terbatas sehingga menimbulkan masalah berkelanjutan dalam ketenagakerjaan.


DAFTAR PUSTAKA

1.  Rahmana, Fajar. 2013. Pengertian ERP (Enterprise Resource                          Planning). http://fuzudhoz.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-dari-erp-enterprise-resource.html. Diakses 25    September 2015.
2. Heizer, Jay dan Render, Barry. 2010. Manajemen Operasi buku 2. Jakarta : Salemba Empat.

TO1A

Perkenalkan  saya Isna Khusnayaeni, dengan NIM J3K210139 Jurusan PPIC, Diploma IPB yang sekarang melanjutkan di Universitas Pancasila jurusan Teknik Industri dengan NPM 4414217036.

Blog ini tersedia untuk tugas tugas ERP yang menyebalkan.. ERP (Enterprise Resource Planning) yang saya ketahui sedikit mengenai ERP yaitu merupakan sebuah sistem peranti lunak yang teritegrasikan semua bagian-bagianya sehingga dapat dengan mudah dapat dilihat dan diakses oleh seluruh karyawan karena basis datanya sudah terintegrasi.

Kelebihan ERP yaitu menyediakan integrasi antara semua bagian-bagian perusahaan dari produksi sampai administrasi sehingga dapat melakukan perbaikan terus menerus dan meningkatkan komunikasi antara berbagai bagian atau unit. Adapun kelemahan ERP yaitu  sangat mahal, perlu perombakan besar dengan proses-proses yang dimilikinya untuk merubah sistem baru.

Saat ini saya tidak sedang bekerja sejak 16 juli 2015, tempat kerja saya yang terakhir d butik baju muslim, tentu saja blum menerapkan ERP karena masih CV.

Pada CV MM (Butik Gadiza) tempat saya kerja, dari pembelian material, perencanaan material, perencanaan produksi, sampai pengendalian persediaan dilakukan secara manual dan tidak secara matang, sehingga yang terjadi selama saya bekerja yaitu adanya penumpukan barang di gudang persediaan karena baju yang diproduksi tidak semuanya laku terjual, Disamping itu saat terjadinya pengiriman pesanan kepada pelanggan (misalnya Zalora) terdapat kendala tidak adanya baju yang seharusnya sudah siap dikirim. Hal ini terjadi karena perencanaan produksi yang kurang matang, baju yang seharusnya tidak diproduksi banyak justru menumpuk sedangkan baju yang seharusnya siap dikirim justru belum diproduksi. Sehingga pihak CV MM  (butik) hanya mengirimkan baju yang tersedia saja.

Permintaan pelanggan yang tidak terpenuhi merupakan suatu kerugian karena kekecewaan pelanggan akan berakibat hilangnya kepercayaan. Selain itu, Persediaan barang yang menumpuk di gudang juga termasuk kerugian karena akan menambah biaya gudang listrik dan lain-lain, juga biaya produksi dan biaya material yang hilang (tidak menghasilkan keuntungan).